Friday, 3 November 2017

thumbnail

PENGENALAN DASAR FOTOGRAFI

PENGENALAN DASAR FOTOGRAFI

Untuk menciptakan sebuah gambar disebuah kamera akan membutuhkan 3 unsur berikut:
        ISO
        Diafragma (Aperture)
        Shutter Speed

       Perpaduan dari ketiga unsur inilah yang akan menjadikan sebuah gambar. Dengan kombinasi yang benar, kita akan dapat menciptakan sebuah foto yang sempurna. Dan sebaliknya, jika kurang tepat dalam mengkombinasikan 3 hal ini, maka kita tidak akan mencapai exposure atau pencahayaan yang betul.

 


       ISO adalah sensitifitas dari sensor kamera kepada cahaya. Sensor inilah yang berguna untuk merekam cahaya, dan menjadikannya sebuah gambar. Cahaya yang ada di sekeliling kita mempunya intensifitas yang berbeda2, jadi untuk menangkap sebuah gambar di cahaya yang sangat terang membutuhkan ISO yang berbeda apabila kita berfoto di dalam suatu ruangan yang gelap.





       Aperture atau diafragma adalah “bukaan” dari lensa yang kita pakai. Bukaan ini diukur dengan istilah “f stop”, contohnya “f1.2, f2.0, f8.0, f11, dan sebagainya.



       Shutter Speed / Kecepatan yang dimaksud adalah seberapa cepatnya shutter kamera untuk meng-expose cahaya ke dalam sensor di kamera. Speed ini diukur dengan hitungan detik, misalnya 30″ pada kamera berarti 30 detik. Untuk speed yang lebih cepat, di kamera biasanya akan tertulis 125, yang sebenarnya berarti 1/125 detik (0.008 detik). Kemampuan kamera digital sekarang biasanya menjangkai 1/8000 detik, yang sering digunakan untuk memotret sebuah action seperti permainan olah raga.



Kesimpulan

       Demikianlah 3 unsur yang digunakan sebuah kamera untuk menciptakan gambar. Dengan perpaduan ISO, speed dan aperture, kita dapat menghasilkan foto yang sempurna. Jangan takut untuk bereksperimen dengan memadukan ketiga hal ini, karena masing2 mempunyai dampak yang bisa menjadikan fotografi anda lebih mengesankan lagi.
       Tips: Selalulah mengupayakan untuk menggunakan ISO terendah yang bisa dicapai, agar kualitas foto yang didapatkan maksimal dengan noise yang minimal.

thumbnail

MODEL PHOTOGRAPHY

MODEL PHOTOGRAPHY


Beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat memotret model atau manusia, yaitu antara lain: Kondisi si Model, Kostum & Make Up, Lokasi, Lighting, Angle & Komposisi, dan Komunikasi.

1. Kondisi si Model

Foto model yang baik adalah foto yang memiliki mood yang baik. Kondisi ini bisa dipilah lagi menjadi, keadaan fisik si model (seperti postur tubuh, tinggi rendah tubuh si model) dan kondisi mental (seperti mood si model, ekspresi wajah, keahlian pose si model). Hal tersebut akan sangat mempengaruhi baik buruknya foto yang akan kita hasilkan.

       2Kostum dan Meke up

Carilah pakaian atau konstum yang tepat untuk model. Buat dia nyaman ketika memakai pakaian tersebut. Begitu juga dengan make-up-nya. Make-up yang baik akan buat wajah si model lebih indah. Berhatihatilah soal kostum dan make-up ini, karena akan sangat mempengaruhi hasil foto kita.

       3. Lokasi

Lokasi akan dapat mendukung atau tidak dengan tema yang diinginkan oleh kita selaku fotografer. Carilah lokasi yang tepat dengan tema yang kita inginkan. Sebagai contoh, jika foto yang kita inginkan adalah foto fashion, maka carilah lokasi yang backgroundnya tidak terlalu ramai karena yang akan kita tonjolkan adalah pakaian yang digunakan oleh si model.

         4. Lighting

Karena ada teori yang mengatakan bahwa, cahaya yang keras (hard lighting) lebih tepat untuk lelaki, sedangkan cahaya yang lembut (soft lighting) tepat untuk wanita. Foto fashion juga membutuhkan pencahayaan yang tepat agar dapat memunculkan detil baju atau pakaian yang akan kita promosikan. Ambillah keputusan yang tepat untuk soal cahaya ini.

       5. Ketepatan olahan pasca pemotretan

Hal berikutnya yang perlu kita perhatikan adalah olahan (digital imaging) pasca pemotretan. Pada saat tertentu, sesuai kebutuhan konsumen, kita kadang perlu mengolah sedikit maupun banyak akan hasil kita. Perhatikan secara menyeluruh dan detil foto yang telah kita hasilkan.

       6. Pengambilan angle dan komposisi

Hal ini soal teknis dan sangat penting. Tips yang paling mudah adalah, potretlah obyek kita sejajar dengan obyeknya. Berhati-hatilah dengan angle dan komposisi ini. Pikirkan dengan baik tema yang akan kita inginkan!

       7. Pemilihan lensa kamera

Lensa apa yang cocok digunakan untuk fotografi model, buat para pengguna kamera SLR/DSLR hal ini sangatlah berpengaruh, karena akan menentukan hasil jepretan, biasanya lensa yang digunakan adalah lensa Fix dengan panjang fokal 50 mm hingga 135 mm dan bukaan diafragma yang cukup besar sekitar f:2 atau f:1.8,,karena dengan begutu akan menciptakan efek bokehyang sering diharapkan menghiasai pemotertan.

Monday, 7 August 2017

thumbnail

MODE PEMOTRETAN PADA CANON

Mode Pemotretan Pada Canon



A-DEP: Automatic Depth of Field
Pada mode ini, pengaturan fokus foreground dan background diatur secara otomatis oleh kamera sehingga lebih memungkinkan untuk menghasilkan foto yang tajam baik pada foreground maupun background.

M: Full Manual
Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture, ISO, dsb.

Av: Aperture Value Priority
Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed akan mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar aperture.

Tv: Time Value Priority
Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture akan mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter speed.

P: Program
Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat exposure dapat diatur sesuai dengan kehendak.

Auto
Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala kebutuhan pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal “jepret” saja.

Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin tone, dsb.

Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid atau lain sebagainya.

Macro
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti fokus lensa yang lebih disesuaikan.

Moving Object
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat bergerak menyesuaikan dengan pergerakan objek.

Night Scene
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pada malam hari.

No Flash
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun apabila pada mode auto lainnya built in flash akan otomatis pop up apabila cahaya dirasa kurang, pada mode ini built in flash tidak akan menyala sama sekali, sehingga shutter speed dan aperture akan lebih berperan untuk mengimbangi kebutuhan cahaya



thumbnail

MODE PEMOTRETAN PADA NIKON

Mode Pemotretan Pada Nikon



M: Full Manual
Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture, ISO, dsb.

A: Aperture Priority
Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed akan mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar aperture.

S: Shutter Priority
Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture akan mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter speed.

P: Program
Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat exposure dapat diatur sesuai dengan kehendak.

Auto
Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala kebutuhan pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal “jepret” saja.

Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin tone, dsb.

Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid atau lain sebagainya.

Macro
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti fokus lensa yang lebih disesuaikan.

Moving Object
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat bergerak menyesuaikan dengan pergerakan objek.

Night Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan pada malam hari.

Night Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto portrait malam hari atau cahaya redup.



Thursday, 13 July 2017

thumbnail

KOMPOSISI & RASA PADA FOTOGRAFI

KOMPOSISI & RASA PADA FOTOGRAFI


KOMPOSISI


        Sebuah foto terbentuk dari banyak elemen yaitu teknik, posisi, komposisi, momen, dan rasa.

        Teknik adalah masalah ketajaman, akurasi pencahayaan (tidak overexposure dan tidak underexposure), akurasi warna, dan hal lain yang sekarang bisa diotomatiskan.

        Posisi adalah masalah di mana sang fotografer memotret. Salah posisi bisa mengakibatkan foto menjadi buruk, misalnya terlalu jauh, terlalu dekat, atau bahkan tertutup beberapa benda.

        Komposisi adalah masalah bagaimana sang fotografer mengatur aneka benda yang dipotretnya di dalam bingkai fotonya. Pemandangan yang indah bisa tampil buruk dalam foto kalau komposisinya berantakan, misalnya pohon terpotong dan danau miring.


Cara Mengasah Kemampuan Komposisi Dalam Fotografi

        1. Gunakan Hanya Satu Lensa

        Panjang focal lensa sangat berpengaruh pada bagaimana sebuah foto tampak secara visual. Dan cara terbaik untuk memahami sebuah lensa dan bagaimana dia akan mewujudkan visi foto kita adalah dengan memaksakan diri memakai lensa tersebut dalam periode waktu yang cukup.
        Idealnya, cukup gunakan 1 lensa prime selama sebulan misalnya. Kalaupun anda hanya punya lensa zoom, kunci-lah (atau selotip) lensa tersebut pada satu panjang focal. Punya banyak lensa memang menguntungkan, namun kita jadi cenderung gampang gonta-ganti lensa tanpa kenal dan paham dengan sifat masing-masing lensa.


         2. Belajar Membuat Foto Hitam Putih

        Meskipun warna juga merupakan elemen komposisi, seringkali warna terlalu mendominasi foto. Elemen lain seperti garis, pola, dan lainnya menjadi kabur dan susah di apresiasi. Singkirkan elemen warna dari foto dan kita akan “dipaksa” untuk menyusun foto dengan lebih hati-hati agar foto tetap tampak bagus. Dan sekali kita menyadari harus memanfaatkan elemenlain selain warna (garis, tekstur, pola dll) , makin jeli mata kita mencari elemen-elemen komposisi tadi.


        3. Mencari Pola Berulang

        Pola/pattern secara gampang bisa diartikan sebagai pengulangan. Pengulangan disini bisa jadi adalah pengulangan bentuk, garis, warna, benda atau objek, dan pengulangan-nya dalam format yang teratur.


        4. Mencari Garis

         Dalam foto, garis lurus yang terentang dari satu sisi foto ke sisi yang lain memberi  rasa aman. Sementara garis diagonal memberi kesan dinamis. Kurva, garis lengkung, memberi kesan dinamis,anggun dan luwes, serta kemungkinan besar, seksi. Dalam foto landscape, kita sering melihat gabungan serasi antara garis lurus dan garis lengkung sehingga memberi kesan landscape yang anggun dan megah sekaligus.


        5. Ruang Negatif

        Ruang negatif kerap dimanfaatkan oleh fotografer untuk memperkuat objek utama. Luas dan sepi-nya ruang negatif membuat mata kita bisa ter-fokus pada objek utama yang jadi menonjol meski ukurannya kecil. Dengan memperkuat objek utama, sebuah foto menjadi lebih mudah dicerna dan dinikmati.




RASA

        Moment adalah masalah kapan sang fotografer menekan tombol rana. Terlalu cepat atau terlalu lambat akan menghasilkan foto yang tidak bagus, misalnya orang yang dipotret pas memejamkan mata dan memotret serangga, tetapi sang serangga telanjur terbang. Pemandangan alam di daerah tropis terbaik dipotret pada pagi hari sehingga kalau dipotret tepat pukul 12 siang umumnya menghasilkan foto yang tidak indah.
     Masalah rasa adalah masalah tertinggi dalam fotografi sehingga jam terbang, bakat, dan pengalaman sangat memengaruhi.
     Masalah rasa sangat berperan dalam fotografi jurnalistik karena fotografi tipe ini menyampaikan informasi yang kadang harus dengan pemisalan-pemisalan.



thumbnail

SILHOUETTE & REFLEKSI PADA FOTOGRAFI

SILHOUETTE & REFLEKSI PADA FOTOGRAFI



SILHOUETTE

Siluet adalah foto dengan obyek utama gelap total dengan background yang terang, sehingga yang terlihat adalah bentuk dari obyek utama.






REFLEKSI

Refleksi adalah tehnik memotret dengan memanfaatkan refleksi atau pantulan dari benda-benda yang memiliki daya pantul bayangan tinggi. Misalnya : cermin, kaca, air, chrome, dll.







thumbnail

JENIS JENIS LENSA DSLR

JENIS JENIS LENSA DSLR





1. Lensa Kit / Standar

Lensa ini memiliki ukuran 50-55mm. Lensa ini menghasilkan gambar dengan karakter normal/natural, seperti apa yang dilihat oleh mata kita. Lensa ini berfungsi memetakan citra yang yang terlihat seperti perspektif pandang normal mata manusia. Hal ini didapat karena panjang fokus lensa sebanding dengan jarak diagonal bidang fokal dengan sudut pandang diagonal sekitar 53 derajat.


2. Lensa Fixed / Tetap

Apa itu lensa Fixed? Lensa Fixed juga sering disebut Lensa Prime karena dalam istilah lensa Prime adalah lawan kata dari Zoom. Lensa Fixed/Prime adalah lensa yang memiliki satu focal length tunggal/panjang fokus tunggal. Lensa ini memiliki nilai lebih pada ketajaman gambar yang dihasilkannya. Salah satu keunikan yang paling diminati dari lensa ini adalah kualitas bokeh yang dihasilkan sangat bagus.


3. Lensa Fish Eye

Lensa ini merupakan lensa jenis Wide Angle dengan diameter 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Lensa Fish Eye ini memberikan kepada kita pandangan sebesar 180 derajat. Gambar yang dihasilkan dari lensa ini akan berbentuk sedikit melengkung, menjadi lebih oval dan nampak seperti gepeng. Lensa Fish Eye adalah lensa sudut lebar dengan sudut pandang hemisoeris yang sangat lebar. Sebenarnya lensa ini pertama kali di design untuk kepentingan meteorologi untuk mempelajari barisan awan dan pertama kali di namakan "whole-sky lenses"


4. Lensa Zoom

Lensa Zoom dibagi menjadi 3 :

A. Zoom Standar
Jarak fokal lensa yang termasuk lensa zoom standar adalah 24-70mm, rentang lensa ini begitu populer karena mencakup rentang yang masih cukup lebar di 24mm hingga cukup tele di 70mm. Sering juga disebut sebagai lensa kelas pekerja karena banyak digunakan fotografer sebagai kuda pekerja mereka dalam pekerjaan entah itu memotret wedding, portrait model, landscape, apa saja bisa dengan mudah dicover oleh rentang lensa ini.

B. Lensa Tele
Lensa tele adalah kelompok lensa kamera yang memiliki panjang fokal lensa 70-200mm, Dengan jarak fokal lensa sejauh itu anda bisa dengan mudah  memotret objek foto yang berada jauh dari anda. Biasanya digunakan untukmemotret satwa liar yang sulit didekati, atau memotret candid sangat mudah dengan rentang lensa tele ini.

C. Lensa SuperTele
Kelompok lensa super tele adalah lensa-lensa yang  memiliki jarak fokus sudah lebih dari 200mm, lensa seperti ini biasanya spesialis memotret satwa atau pertandingan olalhraga seperti sepakbola, bahkan ekstrimnya ada yang juga dipakai untuk mata-mata hohoo…


5. Lensa Wide

Ciri khas dari lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil dari ukuran sebenarnya, Dengan lensa jenis ini, kita dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan dengan lensa kit (standar).Semakin pendek jarak fokusnya maka semakin lebar pandangannya. Ukuran dari lensa Wide Angle sendiri sangat beragam mulai dari ukuran 17 mm, 24 mm, 28 mm bahkan 35 mm.


6. Lensa Makro

Lensa Makro adalah lensa yang dirancang khusus untuk memotret dari jarak dekat. Dengan lensa ini kita dapat mengambil subjek yang berukuran sangat kecil misalnya semut, kita akan dapat menghasilkan gambar semut yang begitu bagus dengan detail gambar yang begitu menawan.



thumbnail

FOOD PHOTOGRAPHY

FOOD PHOTOGRAPHY


Bagaimana cara mengambil foto makanan agar terlihat cantik ???

Nah, sekarang kita akan mempelajari sedikit bagaimana sih memotret makanan sehingga tampak lezat sekalipun tanpa flash eksternal ataupun internal.

1. Tatalah makanan yang akan difoto agar tampak baik.

Pastikan sebelum memotret, makanan di depan anda sudah dalam komposisi terbaik, tidak amburadul, tidak ada yang tumpang tindih.
Bagian yang penting dan ingin anda tonjolkan seharusnya tampil lebih ke depan. Perhatikan juga jangan sampai ada sedikit makanan yang tumpah atau terselip di luar piringnya,


2. Pastikan kondisi cahaya mencukupi

Nah dalam memotret makanan, pastikan ruangan anda memotret memiliki pencahayaan yang cukup, entah itu dari lampu yang terang, atau sumber cahaya lainnya.
Tapi alangkah baiknya jika anda menggunakan pencahayaan alami, cobalah mencari tempat di dekat jendela atau tempat cahaya masuk secara leluasa, maka hasil akhir fotonya tentu akan jauh lebih baik daripada tempat yang remang-remang.


3. Jangan lupakan background

Pastikan background foto makanan anda bagus, usahakan agar background foto terlihat simpel dan tidak ramai, hal ini patut diperhatikan karena jangan sampai background foto anda lebih menarik perhatian daripada foto makanannya sendiri.

Hindari background yang  warnanya terlalu mencolok, dan pastikan juga warnanya senada dengan makanan, jika anda tak ingin repot gunakan saja warna netral, seperti putih, hitam atau grey.


4. Manfaatkan angle atau sudut pengambilan unik

Berkreasilah dengan sudut pandang ini, mungkin dari samping atau sudut 45 derajat ke arah objeknya. Jangan takut untuk mencoba pastinya, karena dengan mengeksplor sudut pandang ini, anda akan menemukan sudut mana sebuah makanan bisa terlihat sangat cantik atau lezat.


5. Manfaatkan lensa dengan bukaan besar

Misalnya jika di lensa kit anda bisa memanfaatkan bukaan f/3.5 di focal length 18mm, foto di bawah ini dipotret menggunakan setingan tersebut. Selain kita bisa mendapatkan cahaya lebih banyak, dengan lensa bukaan besar kita juga bisa mendapatkan efek bokeh atau ruang tajam yang sempit. Biasanya dengan efek bokeh foto makanan akan lebih terasa dramatis.


6. Jangan lupakan detail makanan tersebut

Coba untuk fokuskan ke detail dari makanan tersebut, dan anda akan melihat bagaimana makanan tersebut jadi semakin menarik untuk difoto. Demikan beberapa tips sederhana jika anda ingin mengambil foto makanan, jika anda hanya memiliki lensa kit untuk memotret makanan, manfatkanlah itu !



thumbnail

ANGLE FOTO DALAM FOTOGRAFI

ANGLE FOTO DALAM FOTOGRAFI



Ada lima macam angel foto yang wajib di ketehaui, angel pada sebauh foto akan menentukan foto itu menarik atau tidak. Angel foto juga bisa memperkuat pesan yang akan di sampaikan pada sebuah foto itu tapi bisa malah memperlemah pesan yang akan di sampaikan pada foto itu sendiri. Mengenal angel dalam fotografi itu penting, berikut macam – macam angel foto…


1. Eye view

       Eye view atau sudut pengambilan sejajar dengan mata objek. Kamera dan lensa sejajar dengan objek yang akan di potret, biasnya angel ini digunakan untuk foto potret terhadap manusia. Terkadang, dalam travel fotografi pengambilan foto untuk mengabadikan aktivitas manusia, tekstur sebuah kota, atau interaksi dengan lingkungan sekitar kebanyakan menggunakan angle ini.


2, Low Angle

       Low angel atau sudut pengambilan lebih rendah dari objek. Angel ini memberi kesan kemewahan, kekuatan, atau kebesaran. Fotografer menggunakan sudut pengambilan foto ini untuk memotret bangunan agar memberikan kesan yang megah dari bangunan tersebut. Dalam foto komersil sebuah iklan otomotif, sudut ini tak jarang pula digunakan untuk memberikan kesan ketangguhan dari produk mereka. Juga pada sebagaian fotografer memanfaatkan
low angle untuk memotret manusia.


3. High Angle

       High angle atau sudut pengambilan dari atas objek.  Dengan high angle kita bisa memasukkan elemen pendukung objek yang akan kita abadikan kedalam frame. Kesan dari penggunaan sudut pengambilan foto ini akan memberikan kesan kecil atas objek foto. Pemanfaatan pengambilan foto dengan high angle juga bisa menghasilkan foto yang berbeda. Misalnya saat mengambil foto keramaian pasar,
jalanan, atau lalu lintas di sebuah sungai.


4. Bird Eye

       Menggunakan sudut pengambilan ini, sebagai fotografer kita bisa memberikan kesan yang luas dalam foto yang kita hasilkan, ibarat penglihatan seekor burung. Memotret dengan sudut pengambilan ini digunakan untuk membuat foto tentang suatu daerah, perkotaan, atapun menggambarkan
Landscape.


5. Frog Eye

       Memotret dengan angle frog eye, posisi kamera bisa saja sejajar dengan tanah. Hal ini biasanya digunakan untuk memotret objek yang posisinya berada di atas tanah. Sebagian fotografer bersusah payah mengambil foto dengan sudut pengambilan ini, tak jarang pula mereka tiarap untuk menghasilkan foto yang bagus.



Powered by Blogger.

Translate